Mengidentifikasi Metafora, Metanimi dan Mitos pada jurnal
Mengidentifikasi Metafora, Metanimi dan mitos pada Jurnal “ANALISIS SEMIOTIKA DALAM SERIAL ANIME JUNJI ITO MANIAC: JAPANESE TALES OF THE MACABRE”
*Fitria puspa ramadhani (202146500724)
*Salma candraningtyas ariyanto (202146500702)
Dalam menyampaikan sebuah pesan melalui tanda, dibutuhkan ketepatan dalam bagaimana tanda tersebut mewakili atau merepresentasikan hal yang dimaksudkan. Jika tanda terlalu jauh dari hal yang akan direpresentasikannya, maka bisa terjadi kesalahpahaman. Penggunaan metafora dalam menentukan suatu tanda dari suatu hal, bisa digunakan untuk membuat suatu tanda yang kreatif dan berbeda dari biasanya. Metafora adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dalam bentuk hal lainnya yang memiliki keterkaitan persepsi. Yanow (seperti dikutip Ritchie, 2013) mengatakan bahwa metafora adalah the juxtaposition of two superficially unlike elements in a single context, where the separately understood meaning of both interact to create a new perception of each and especially of the focus of the metaphor, yang berarti metafora adalah penyamaan antara dua elemen yang berbeda menjadi satu konteks dimana makna dari kedua elemen tersebut disatukan untuk membuat suatu persepsi.
Pada
jurnal tersebut memiliki dua metafora di kedua scene yang berbeda, yaitu:
·
Scene
12 memiliki dialog “Apa kau tadi
memanggilku monster?”
Kata “monster” dalam kalimat di atas mengacu
pada makna makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang
biasa atau bisa juga makhluk yang berukuran raksasa. Dalam kebanyakan cerita, monster digambarkan sebagai
makhluk yang jahat. Pemahaman makna kalimat ini sebagai makna metaforis, karena
tidak mungkin seorang manusia adalah monster. Monster pada dialog tersebut
bermakna bahwa Tomie sang karakter terlihat menyeramkan tidak seperti dirinya
semula.
·
Scene 14
memiliki dialog “Cepat singkirkan pertumbuhan ini, lalu bakar”
Metafora pada dialog tersebut diibaratkan bahwa Tomie sang karakter utama menginginkan sebuah kematian dengan cara memotong bagian kepalanya yang lain kemudian membakarnya.
2. MetanimiKata metanimi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘meta’ yang berarti perubahan dan ‘anoma’ yang
berarti nama. Metonimia disebut oleh Keraf (1992:142) sebagai bagian dari
sinekdoke. Sinekdoke dibagi menjadi dua yaitu pars pro toto: pengungkapan
sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek, dan totum pro parte:
Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Metanimi dapat di temukan dalam kehidupan sehari hari, di ibaratkan kata yang di lebih lebihkan yang mewakili dari suatu kata. Metanimi dikaitkan dengan objek peneilitian jurnal yaitu Anime Junji Ito Maniac: Japanese Tales of the Macabre Episode 9 Tomie: Photo. Diantaranya :
·
Dalam dialog di scene pertama dalam jurnal yaitu
“ya, aku sukaa, bagus sekali” merupakan sebuah kata ganti bagi sebuah objek
yang di lihat yaitu sebuah foto yang mewakili penglihatan dan perasaan yang
dirasa dari sebuah foto wajah pria tampan dalam anime tersebut sekaligus pujian
terhadap objek yang dilihat.
·
Lalu ada pula dialog “ ini hari keberuntunganku.
Koleksi yamzaki ku bertambah” yaitu mewakili perasaan yang di rasa berkat foto
yamazaki.
·
Di scene 5 dalam jurnal terdapat dialog “taichi,
geledah tas izumisawa” yang merupakan kata ganti dari ‘periksa tas izumisawa’
yang dibuat untuk lebih mempertegas kalimat atau suruhan dalam scene tersebut.
·
Selanjutnya dalam scene 6 dengan dialog “kau
boleh memotretku sebanyak mungkin” mewakili keinginan tomie yang ingin di
potret namun memiliki tujuan lain yang Terlihat dalam kata “sebanyak mungkin”.
·
Di scene 10 dengan dialog “bukankah kau
diskors?” dengan mewakili kata ganti yang dilebihkan dari pemberhentian
sementara anak dari sekolah yang berutujuan untuk hukuman.
· Dan terakhir ada dialog di scene 13 yaitu “berhenti aku tak tahan” yang mewakili perasaan tomie yang kesal tak tertahankan dan frustasi dengan hal yang dialami nya.
Itulah beberapa
metanimi yang dapat di ambil dari objek penelitian yaitu Anime Junji Ito
Maniac: Japanese Tales of the Macabre Episode 9 Tomie: Photo.
3. Mitos
Dilihat dari keseluruhan scene, sikap dari Izumisawa merupakan sifat yang tidak sebaiknya dicontoh. Tidak hanya memotret orang lain secara diam-diam, tetapi juga kita sebagai manusia tidak mencontoh sifat liciknya yang menambahkan harga tinggi hanya untuk foto saja. Seseorang akan bersikap tamak jika sudah terbutakan oleh harta.
Komentar
Posting Komentar